SEJARAH PUDING
SEJARAH BROWNIES
Sebuah brownies coklat adalah sebuah penganan yang dipanggang yang berbentuk persegi, datar atau bar dikembangkan di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan dipopulerkan di Amerika Serikat dan Kanada pada paruh pertama abad ke-20.
Sejarah Brownies pertama kali muncul di hadapan publik pada tahun 1893. Saat itu digelar sebuah acara berupa pameran yang bertajuk Columbian Exposition yang diselenggarakan salah satu kota besar di Amerika, Chicago, Illinois. Pada saat itu seorang koki dari Hotel Palmer House membuat suatu inovasi kue setelah sang pemilik hotel Bertha Palmer memintanya untuk menghidangkan makanan penutup untuknya dan para perempuan yang hadir pada pameran tersebut. Sang koki diminta untuk membuat kue yang lain daripada yg lain dipotong kecil-kecil agar mudah dimakan.
Sungguh sangat sulit untuk memastikan asal mula kue brownies ini, konon dari banyaknya cerita yang beredar, kue brownies berawal dari seorang koki yang lupa memasukkan bahan kuepengembang yang disebut baking powder dalam resep adonan kue bolu coklatnya. Sehingga alhasil setelah kue bolu tersebut dipanggang tidak mengembang seperti halnya kue-kue bolu yang biasa dia buat. Tekstur kue bolu coklat yang harusnya lembut, tebal, dan banyak berpori, menjadi bantat, padat dan sedikit basah.
Adapun cerita lainnya tentang asal mula brownies adalah diceritakan seorang pemuda pengusaha kue yang mengalami krisis keuangan dan hampir membuat usahanya gulung tikar. Dia punya seorang karyawan yang masih temannya sendiri yang setiap pagi akan menjualkan kue-kue buatannya. Pada suatu hari dengan modal terakhir yang dia miliki, pemuda pengusaha kue tersebut membeli bahan-bahan untuk membuat kue coklat.
Hampir semalam suntuk dia berusaha keras membuat kue coklat lezat seperti yang tertera pada resep kue coklat. Pekerjaannya baru selesai saat fajar tiba. Namun alangkah kecewanya pemuda tersebut setelah melihat hasil kue coklatnya yang jauh berbeda dari yang terdapat pada buku panduan resep kue coklat. Modal terakhir yang dia punya pun telah habis untuk bahan-bahan kue coklat tersebut
Seperti biasanya pada pagi harinya sang karyawan datang mengambil kue hasil buatan majikannya tersebut. Tanpa bertanya karena melihat sang majikan tengah tertidur lelap akibat kelelahan membuat kue semalaman, dia mengambil kue-kue coklat tersebut dan menjualnya pada para pelanggan kue sang majikan. Para pelanggan sangat menikmati kue coklat itu dan kembali memesan untuk keesokan harinya, mereka mengira kue itu resep baru dari si pemuda tersebut. Dengan banyaknya pesanan kue coklat yang dikira gagal itu sang pemuda selamat dari gulung tikar.
SEJARAH CREPES
Beberapa negara memiliki roti goreng (fried bread) versi mereka sendiri. Mexico, memiliki tortilla. Amerika Serikat, mempunyai pancake. Sedang penduduk asli Amerika mengembangkan roti padanan yang mirip dengan roti goreng (fried bread). Salah satu roti goreng paling terkenal 'crepe' dianggap berasal dari Perancis.
Yang kita sebut crepe saat ini, sebenarnya berasal dari Brittany, daerah barat laut Perancis.Crepe buckwheat (semacam gandum) di daerah ini dikenal dengan nama galettes, walaupun istilah ini kemudian dapat juga mengacu pada kue yang lebih besar, rata, dan bundar, seperti yang dibuat selama masa Epifani (hari raya yang jatuh pada 6 Januari, memperingati Tiga Orang Majus atau Tiga Raja, yang mengunjungi Yesus saat baru saja dilahirkan).
Buckwheat, diperkirakan telah dikenal pertama kali di provinsi Yunan, Tiongkok, yang kemudian dari Asia dibawa ke Eropa Barat, dan para petani di sana mendapatkan bahwa gandum ini dapat tumbuh dengan baik di iklim mereka. Karena itu, secara logika gandum menjadi bahan baku utama di wilayah-wilayah yang memproduksi gandum sepanjang waktu, termasuk crepe.
Bersamaan dengan berkembangnya crepe dan semakin moderennya variasi berbahan baku gandum, kini baik terigu maupun buckwheat sama-sama digunakan, tergantung pada koki dan jenis crepe yang akan dihidangkan.
Mereka yang pernah mencicipi crepe Amerika mungkin beranggapan bahwa crepe itulah yang terlezat di kategori hidangan penutup, paling sering dibuat dari tepung terigu dan diisi dengan gula, selai, buah, maupun coklat.
.Koki kreatif juga telah menciptakan sejumlah hidangan penutup terkenal yang menggunakan crepe. Mille Crepe adalah suatu kue yang dibuat dari tumpukan crepe ditambah dengan pengisi di tengahnya. Jenis lainnya adalah Crepes Suzette, crepe ini mungkin crepe yang paling tenar.
Cerita asli paling tersohor dari hidangan penutup ini menceritakan bagaimana seorang koki berusia 14 tahun bernama Henri Charpentier membuat hidangan yang secara tidak sengaja diciptakan di Monte Carlo'S Cafe, Paris.
The Prince of Wales, kepada siapa hidangan itu dibuat, menyukainya, dan ketika Charpentier memberi nama crepe hasil improvisasi itu dengan Crepes Princesse, dia meminta namanya diganti dengan Crepes Suzette untuk menghormati rekannya. Cerita ini memang menimbulkan perdebatan, bagaimanapun juga, para penggemar crepe modern, mungkin tidak akan mengetahui dengan pasti darimana datangnya nama itu.
Tanpa mengurangi rasa hormat pada legenda itu, bagaimanapun, crepe jelas-jelas merupakan makanan khas Perancis, dan akan diingat dalam memori dari banyak wisatawan dengan cara yang sama dengan toko-toko roti dan keahlian khusus lain khas negara tersebut.
SEJARAH WAFEL (WAFFLE)
Dalam sejarahnya, kue wafel dan wafer (biskuit) memiliki akar etimologis yang sama. Wafre atauwafer berasal dari Inggris pada tahun 1377 yang diadopsi dari wafel Jerman Tengah, dimana huruf L berubah menjadi R. Wafel Belanda, Gauffre Perancis dan Waffel Jerman semua mengarah kepada kue yang sama.
Wafel yang sering kita lihat hari ini disebut Wafel modern, dimana ide pemanggangan menggunakan dua pelat logam yang dihubungkan dengan engsel sama seperti kue wafer yang tipis dan bermotif kotak-kotak.
Macam-macam wafel
Hari ini, kita mengenal banyak macam wafel khas negara-negara terkemuka di dunia. Semua memiliki bahan dasar yang sama namun bentuk penyajian yang berbeda. Beberapa diantara yang terkenal adalah Wafel Amerika, Belgian waffles, The Liège waffle, Grid biscuit of Hong Kong, Pandan waffles, Brunost of Norway, Rhubarb waffle of Ireland, Våffel of Sweden, dan Stroopwafel of Dutch.
Wafel Amerika memiliki banyak variasi namun paling sering dibuat menggunakan adonan beragi dengan baking powder. Sebagian besar wafel tersebut berasa manis, namun juga ditemukan di selatan Amerika Serikat, menggunakan makanan gurih seperti ayam goreng.
Wafel Belgia disajikan dalam bentuk taburan gula diatasnya dengan kuantitas yang lebih kecil dibanding Wafel Amerika. Sementara Wafel Liège yang berasal dari kota dengan nama yang sama, di bagian timur Belgia memiliki ciri khas wafel padat, sangat manis dan renyah. Wafel ini diciptakan oleh seorang koki dari Pangeran Liège d abad ke-18 dan merupakan adaptasi dari adonan roti brîoche.
Wafel Pandan dari Vietnam merupakan salah satu yang unik karena menggunakan santan dalam adonan. Wafel ini lebih mirip kue pandan dari Indonesia dan biasanya tidak perlu ditambahkan topping.
Wafel brunost dari Norwegia dan Wafel rhubarb dari Islandia dinamakan sesuai topping yang diberikan. Brunost dan Rhubarb merupakan dua selai yang populer di kedua negara.
Stroopwafel dari Belanda adalah wafel tipis diisi sirup manis. Adonan kaku dari tepung, ragi, dan susu dibentuk dan dipotong ketika masih hangat kemudian diisi sirup.
SEJARAH MAYONAIS
- Aioli: mayones dari minyak zaitun yang dicampur bawang putih
- Saus tartar: mayones dengan asinan ketimun dalam botol dan bawang bombay, tapi kadang-kadang juga ditambah capers, buah zaitun dan lumatan telur rebus
- Russian dressing (Marie Rose sauce): mayones dengan saus tomat, yogurt dan krim kental
- Saus Thousand Island: Russian dressing dengan pickles dan rempah-rempah
- Fry sauce: campuran mayones, rempah-rempah, saus tomat dan saus berwarna merah yang lain (Tabasco atau Buffalo wing) sebagai saus untuk french fries
- Mayonesa: mayones rasa lime, umum dijual di Amerika Utara di toko bahan makanan Meksiko atau Spanyol.
1917 mendirikan perusahaan bernama Duke's Product Company yang menjual sandwich. Mayones buatan Nyonya Eugenia Duke menjadi sangat terkenal sehingga menjadi satu-satunya produk andalan yang dijual perusahaan. Mayones Nyonya Eugenia Duke dibeli oleh perusahaanC.F. Sauer pada tahun 1929. Sampai sekarang Duke's Mayonnaise tetap merupakan mayones lokal yang tidak dijual di wilayah lain di Amerika dan satu-satunya mayones Amerika yang tidak mengandung gula.
TIPS MENGGORENG DAGING
Resep masakan Indonesia memiliki banyak olahan daging yang dimasak dengan cara digoreng. Sebut saja seperti bacem daging, dendeng, dan empal daging. Ada trik mengolah daging yang patut diketahui, untuk mendapat daging yang tidak sepoh dan bumbu yang meresap.
Untuk mengolah daging dengan cara digoreng, gunakan daging yang berasal dari bagian sengkel ataupun khas dalam. Bagian ini paling cocok untuk diolah dengan cara digoreng karena memiliki tekstur daging yang empuk dan mudah meresap.
- Iris daging dengan arah serat yang berlawanan sehingga tidak mudah hancur dan tidak menjadi keras ketika digoreng.
- Agar bumbu benar-benar meresap dalam daging, sebelum digoreng daging direbus terlebih dahulu dalam air atau santan dalam waktu yang lama menggunakan api kecil. Untuk cita rasa yang lebih lezat dalam rebusan, bisa ditambahkan dengan daun jeruk, salam dan serai.
- Agar daging tetap lembut ketika disantap, gorenglah daging dalam minyak panas dengan waktu singkat. Sehingga daging tidak kering, sepoh dan keras pada bagian luarnya.
TIPS MENGGUNAKAN KACANG DALAM KUE
- Pastikan kamu menggunakan kacang yang tepat untuk kue buatanmu. Umumnya, kacang yang sering digunakan adalah kacang almond, kacang mede, kenari ataupun kacang hazelnut, serta macademia yang bisa kamu dapatkan di supermarket.
- Pastikan kacang sudah dimatangkan terlebih dahulu dengan cara dipanggang mau pun disangrai. Panggang/sangrai kacang hingga teksturnya menjadi renyah dan crunchy.
- Sebelum kacang dimasukkan ke dalam adonan kue, pastikan kacang sudah benar-benar dalam keadaan dingin. Sehingga teksturnya tetap renyah.
- Bila adonan memerlukan kacang yang sudah dihaluskan, kamu bisa langsung menggunakan selai kacang yang dijual dipasaran. Ataupun bisa dengan menghaluskan kacang yang sudah kamu sangrai sebelumnya dengan menggunakan food processor hingga konsistensi tingkat kehalusan yang kamu inginkan.
SEJARAH ROTI
Hampir semua orang mengenal roti sebagai sajian yang memiliki varian isi. Cara pembuatannya yang mudah membuat makanan ini banyak dikonsumsi orang. Kenali lebih dekat mengenai sejarah perkembangan roti yang terbuat dari bahan terigu, yeast, lemak, gula dan garam yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Tahukah Anda, cikal bakal roti berasal dari bangsa Mesir Kuno? Pada saat itu roti diolah dengan bahan dan cara yang masih sederhana, sehingga bentuk dan rasanya belum sesempurna sekarang. Seiring dengan perkembangan zaman, bentuk dan cita rasa roti semakin beragam. Pada abad pertengahan, evolusi roti telah mencapai puncaknya, terutama di Benua Eropa. Pada saat itu cita rasa roti sudah sama seperti yang kita temukan saat ini, begitu juga dengan bentuk dan variasinya.
Roti adalah salah satu makanan tertua di dunia. Sejarah roti yang panjang konon berawal dari Mesir dan Mesopotamia. Roti ditemukan saat mereka mencari cara lain untuk menikmati gandum. Gandum yang awalnya dikonsumsi langsung ternyata dapat dilumat bersama air sehingga membentuk pasta. Pasta yang dimasak di atas api kemudian mengeras dan dapat disimpan beberapa hari.
Teknik paling dasar membuat roti seperti ini masih digunakan dibeberapa negara walau perkembangan teknik dan jenis roti modern semakin beragam. Sebut saja Tortila Mexico, Roti Canai India, Pitabread di Timur Tengah dan lain-lain. Roti-roti semacam ini dikenal lebih dengan nama istilah roti datar.
Sementara ragi roti ditemukan saat orang-orang Mesir menyimpan sedikit adonan dari hari sebelumnya dan ditambahkan pada adonan yang baru. Kemudian dikembangkan pula jenis gandum yang baru yang memungkinkan terciptanya jenis roti yang baru.
Dari Mesir inilah bangsa Yunani mengambil teknologi pembuatan roti. Teknologi yang kemudian menyebar di seluruh Eropa dan menjadikan roti sebagai makanan yang dianggap penting oleh masyarakatnya. Di Roma, roti dan gandum lebih penting ketimbang daging.
Di masa ribuan tahun silam, manusia hidup mengembara. Untuk kebutuhan makan mereka peroleh dari berburu dan memakan apa saja yang bisa dimakan. Dari bulir gandum yang tadinya dimakan begitu saja akhirnya mereka tumbuk dan beri air supaya lembek. Adonan itu mereka jemur sampai kering, lalu kemudian ada juga yang membakar gandum itu di atas batu yang dipanaskan dengan api.
Sekitar 4.600 tahun yang lalu, di Mesir ada orang lupa mengeringkan adonan tepung. Adonan itu meragi. Setelah dibakar, rasanya lebih empuk dan lebih enak, Sejak itu, mereka sengaja meragikan dulu adonan tepung supaya mengembang.
Roti masa itu belum seempuk dan seenak sekarang. Membuatnya pun menjijikkan. Di mana tepung, air dan adonan ragi dicampur lalu diinjak-injak oleh para budak. Namun roti tidak lagi dibakar di api terbuka, tetapi di dalam tungku primitif berbentuk kerucut. Masa itu para pekerja Mesir bukan di upah dengan uang, tetapi dengan roti. Sampai sekarang dalam bahasa Inggris pencari nafkah disebut breadwinner yaitu orang yang berjuang untuk mendapat sekerat roti. Kata ’Roti’ sering dipakai untuk menggantikan kata ’rezeki’. Sampai sekarang, roti tradisional di Timur Tengah, India dan Afrika bentuknya masih pipih. Sampai akhirnya roti kemudian menjadi makanan pokok di berbagai bagian dunia.
Pembuatan roti terus berkembang. Kita mengenal berbagai macam bentuk dan rasa roti. Di Indonesia kita biasa makan roti tawar yang empuk, berwarna putih, berbentuk kotak dan kulitnya tipis. Orang Perancis lebih menyukai roti panjang dan langsing seperti tabung, kulitnya tebal tetapi di dalamnya empuk. Sementara orang Jerman dan Rusia menyukai roti dari gandum.
Saat ini roti sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya berbetuk datar, kita bisa menikmati roti dalam aneka bentuk, rasa dan ukuran. Tinggal pilih tinggal saja mana yang kita sukai.
TEKNIK MEMASAK
- Barbecuing – memanggang makanan diatas api
SEJARAH KUE TRADISIONAL
Kue adalah kudapan atau makanan ringan yang bukan makanan utama. Kue biasanya bercitarasa manis tetapi ada juga yang bercitarasa gurih dan asin. Kata “Kue” berasal dari kata serapan dari bahasa Hokion. Hal ini menujukan pengaruh seni memasak Tionghoa di Nusantara. Beberapa kue menunjukan asal usulnya dari cina seperti kue bakpia.
Kue basah di Nusantara sangatlah mudah untuk di temui di pasar-pasar tradisional. Sedangkan kue kering biasanya bertekstur sedikit keras, dan lebih tahan lama di bandingkan dengan kue basah. Cara memaaknya pun berbeda, kebanyakan kue basah di olah dengan cara di Oven atau di panggang. Di bandingkan dengan kue basah kue kering biaanya lebih mahal.
SEJARAH TOPI KOKI
Asal-usul & sejarah penemuan topi koki yang sebenarnya pun tidak pernah benar-benar diketahui. Diperkirakan, koki-koki di tanah Iran dan bangsa-bangsa di sekitarnya lah yang pertama kali menggunakan topi koki. Bahkan diperkirakan mereka telah mengenakan topi koki sejak ribuan tahun yang lalu.
Walaupun bentuknya berbeda dari yang sekarang biasa digunakan oleh para koki. Perancis, Italia, Spanyol, Jerman dan negara-negara lain mengadopsi memakai topi koki pada awal abad ke-16. Awal abad ke-19 terjadi sebuah revolusi dalam penggunaan topi koki. Koki yang berurusan dengan penyiapan makanan mengenakan topi yang berbeda dan harus dibedakan dalam bidang spesialisasi mereka. Selain itu, topi koki sekarang juga sangat bervariasi baik dalam segi ukuran, tinggi dan bentuk tergantung pada pribadi masing-masing yang mengenakannya.
SEJARAH ICE CREAM
SEJARAH KEJU
SEJARAH KEJU
SEJARAH COKLAT
Dikarenakan rasanya yang agak pahit, mulailah coklat divariasikan dengan ditambah gula, vanilla, cengkeh dan bahan lainnya. Pada tahun 1580, sebuah tempat untuk menikmati coklat dibuka, ini dapat dikatakan cafe pertama di dunia. Tempat ini tentunya hanya dapat dinikmati kalangan atas. Dan akhirnya melebar ke negara-negara di Eropa, seperti Jerman, Belanda, Italia, Swiss, dan Paris.
Di awal abad ke-17, coklat menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, coklat menyebar di antara kaum elit Eropa, kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah, dan pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100 tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya coklat di London, sampai didirikan “rumah coklat” untuk menyimpan persediaan coklat, dimulai di rumah-rumah kopi. Rumah coklat pertama dibuka pada 1657.